Jumat, 29 Maret 2013

Prospek E-Commerce di Indonesia dan Dunia

Di Indonesia, sistem e-commerce ini kurang populer, karena banyak pengguna internet yang masih meragukan keamanan sistem ini, dan kurangnya pengetahuan mereka mengenai apa itu e-commerce yang sebenarnya. 
Tapi hasil riset memperlihatkan bahwa pertumbuhan penggunaan Internet di Indonesia terus meningkat. Jika di tahun 2010 lalu rata-rata penetrasi penggunaan Internet di kota urban Indonesia masih 30-35 persen, di tahun 2011 ini ditemukan oleh MarkPlus Insight bahwa angkanya sudah di kisaran 40-45 persen. Hasil riset, yang dirilis oleh Majalah Marketeers ini, dilakukan oleh MarkPlus Insight terhadap 2161 pengguna Internet di Indonesia memberikan gambaran jelas mengenai tren penggunaan Internet di Indonesia. Menurut MarkPlus Insight, jumlah pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2011 ini sudah mencapai 55 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya di angka 42 juta.
 Dari hasil riset ini dapat dilihat bahwa pengguna internet yang cukup banyak berpotensi dalam penggunaan e-commerce seperti internet banking, penjualan online dan lain sebagaianya. Pada tahun 2011 para produsen banyak mengembangkan inovasi layanan e-commerce seperti yang dilakukan bank-bank yang ada di Indonesia untuk membuat internet banking menjadi lebih diminati oleh para konsumen. Begitu pula yang dilakukan oleh toko-toko online yang ada di Indonesia yang terus menerus mengembangkan inovasi e-commerce. Seperti kemudahan pembayaran ataupun kemudahan akses yangt ditawarkan melalui aplikasi di smartphone.
 Perkembangan e-commerce di Indonesia juga tak lepas dari, pertumbuhan smartphone di Indonesia yang cukup pesat. Karena dengan banyakanya pengguna smartphone, maka akan lebih memudahkan konsumen dalam menggunakan layanan e-commerce. Apalagi pengguna smartphone di Indonesia di dominasi oleh blackberry yang kita tahu memiliki layanan internet tersendiri yang mempunyai keamanan yang lebih baik dibanding dengan komputer sekalipun.  Pada tahun-tahun mendatang perkembangan e-commerce di prediksi akan meningkat secara signifikan karena pertumbuhan pengguna internet yang semakin banyak. Serta inovasi yang dilakukan oleh produk smartphone yang memberikan kemudahan konsumen dalam menggunakan e-commerce.
 Pada tahun 2011 ini diprediksi penggunaan internet di seluruh dunia akan meningkat, terutama di benua Asia yang memiliki hampir 56% penduduk dunia. Hal ini taka lepas dari kemudahan akses dalam menggunakan internet, yang jika dahulu hanya bisa di akses melalui komputer, sekarang bisa di akses dengan alat yang lebih portable yakni Tablet PC ataupun smartphone. Selain itu kecepatan akses internet yang semakin meningkat juga membuat perkembangan e-commerce menjadi lebih cepat.
 Dari data riset yang dilakukan oleh pengamat teknologi, penetrasi pasar di Asia masih sangat rendah di banding dengan wilayah lain di dunia, tetapi beberapa tahun ke depan diprediksi penetrasi ini akan menigkat seiring perkembangan infrastruktur internet yang ada di Asia yang sebagaian besar negaranya merupakan negara berkembang. Tentu hal ini akan dimanfaatkan betul oleh toko-toko online terkemuka di dunia untuk mengembangkan pasarnya di wilayah Asia. Misalnya seperti dibukanya akses ID asal Indonesia untuk bisa membeli music digital melalui iTunes yang merupakan produk dari apple.
Untuk di wilayah lain perkembangan e-commerce juga akan meningkat, misal di wilayah Eropa atau Amerika. Meskipun di Eropa sedang terjadi krisis ekonomi, namun hal ini tak akan mempengaruhi perkembangan e-commerce di kawasan tersebut. Selain itu, layanan e-commerce di kawasan itu terus diperbarui untuk bisa lebih menarik banyak konsumen. Apalagi kebudayaan masyarakat Eropa dan Amerika yang menginginkan pembelian produk dapat di lakukan secara praktis dan dimana saja mereka dapat mengaksesnya.

Sabtu, 26 Januari 2013

Masalah Ekonomi Indonesia

Indonesia merupakan negara yang kaya. Namun harus diakui bahwa masih banyak sumber daya milik Indonesia yang belum dimanfaatkan secara maksimal atau bahkan malah justru pihak asing yang berhasil mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu masalah ekonomi Indonesia. Berikut ini adalah beberapa masalah ekonomi Indonesia yang lain:
 
1. PENGANGGURAN
Ini merupakan masalah klasik yang belum juga terselesaikan secara tuntas. Dari tahun ke tahun jumlah pengangguran di Indoensia semakin bertambah. Upaya pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja belum bisa menyelesaikan masalah ini.
 
2. EKONOMI BIAYA TINGGI
Ini juga merupakan masalah klasik di dunia industri. Ada banyak hal yang menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi. Diantaranya adalah pungutan liar / pungli yang tidak hanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi namun tidak jarang dilakukan secara terbuka
 
3. REGULASI EKONOMI
Beberapa kali pemerintah mengeluarkan keputusan mengenai regulasi ekonomi yang dianggap tidak tepat bagi kondisi perekonomian Indonesia. Contohnya adalah keputusan pemerintah untuk masuk dalam anggota CAFTA yang sekarang ini mengakibatkan membanjirnya produk China di Indonesia sehingga membuat produk lokal kepayahan di pasar sendiri
 
4. KELANGKAAN BAHAN POKOK
Operasi pasar yang sering dilakukan pemerintah disaat harga bahan pokok mulai beranjak naik bisa dipastikan tidak membantu menyelesaikan masalah ini. Kelangkaan bahan pokok memang merupakan masalah yang sangat sering terjadi di wilayah luar jawa karena alasan teknis seperti transportasi. Namun menjelang puasa, lebaran, dan natal bisa dipastikan wilayah jawa juga mengalami masalah yang sama
 
5. TINGGINYA SUKU BUNGA PERBANKAN
Suku bunga merupakan salah satu indikator sehat / tidaknya kondisi perekonomian Indonesia. Suku bunga yang terlalu tinggi ataupun yang terlalu rendah akan sangat mempengaruhi perekonomian.
 
6. TINGGINYA NILAI INFLASI
Nilai inflasi akan sangat berpengaruh bagi kondisi perekonomian suatu negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri nilai inflasi tergolong tinggi sehingga banyak masalah ekonomi susulan yang terjadi karena inflasi ini. Selain itu, inflasi di Indonesia sangat 'sensitif' mudah sekali naik. Misalnya  walaupun hanya dipengaruhi oleh tingginya harga cabai rawit beberapa waktu yang lalu

Pengaruh Teknologi Pada Efektivitas Kerja

Pernah mendatangi pameran mesin industri yang biasanya diadakan di JIExpo (Jakarta International Expo)? Pada pameran tersebut kita bisa melihat berbagai macam mesin - mesin industri berteknologi tinggi yang diproduksi dari berbagai negara. Tidak sedikit pengunjung yang terkagum - kagum melihat teknologi yang digunakan. Bahkan disana terdapat sebuah mesin amplas kayu yang setidaknya bisa menggantikan 50 tenaga kerja manusia. Dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa pengaruh teknologi pada efektivitas kerja sangatlah besar. Perusahaan pengguna mesin - mesin produksi yang berteknologi tinggi biasanya hanya menggunakan sebagian kecil tenaga manusia dalam proses produksinya.
Sebuah perusahaan yang dituntut untuk memiliki hasil produksi dalam skala besar biasanya cenderung menggunakan teknologi tinggi dalam proses produksinya. Namun tetap ada bagian atau tahap yang harus dikerjakan oleh tenaga manusia. Efektivitas kerja dari para tenaga kerja akan berjalan stabil sesuai target bila tenaga kerja tersebut bekerja dengan menggunakan alat/benda yang memiliki teknologi tinggi. Sebagai perbandingan, karyawan bagian sanding / amplas yang bekerja dengan menggunakan mesin hand sander (mesin amplas tangan) bisa menghasilkan 15 meja dalam sehari kerja (7 jam kerja). Sedangkan karyawan bagian sanding yang menggunakan mesin sanding besar yang kerjanya menggunakan sistem komputerisasi bisa menghasilkan 50 meja dalam sehari.
Pengaruh teknologi pada efektivitas kerja juga bisa dilihat dari tingkat kesalahan / error yang dilakukan oleh tenaga kerja. Semakin tinggi teknologi yang digunakan, maka semakin kecil pula tingkat kesalahan yang mungkin terjadi. terlebih bila teknologi yang digunakan adalah teknologi yang berbasis pada komputerisasi dimana kinerja dari mesin yang digunakan telah diprogram dengan baik sehingga tenaga kerja hanya bertugas mengoperasikan mesin dan mengontrol hasil output dari mesin tersebut.
Bila aktivitas sebuah industri sebagian besar masih menggunakan mesin - mesin manual dan membutuhkan banyak tenaga kerja, maka hal terberat yang harus dihadapi perusahaan adalah saat para tenaga kerja tersebut mangkir (tidak masuk kerja). Dengan menggunakan mesin berteknologi tinggi yang secara otomatis menekan jumlah tenaga kerja dalam satu divisi, maka masalah banyaknya karyawan yang mangkir sudah bukan merupakan hal yang mengkhawatirkan bagi pihak perusahaan. Sehingga pengaruh teknologi pada efektivitas kerja bisa dirasakan dari jumlah hasil produksi yang tidak berpengaruh secara signifikan pada saat tenaga kerja mangkir.

Kamis, 24 Januari 2013

perkembangan pesat ekonomi syariah di indonesia


December 25, 2012 | Author: GEMA REDA RAMADHAN | Filed under: Lomba Desember 2012
Ekonomi syariah berkembang sangat pesat sekali hingga saat ini di Indonesia pangsa pasar yang memang notabennya kepada masyarakat yang beragama muslim dan tentu Indonesia adalah salah satu penduduk muslim terbesar di dunia. Pada awal perkembangan ekonomi syariah di Indonesia di mulai dengan didirikannya bank yang berbasis syariah yaitu bank muamalat berdiri pada tahun 1980-an namun realisasinya berdiri tahun 1991, oleh Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat seendiri diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini awalnya Memiliki landasan hukum yang lemah UU No.7 Tahun 1992 belum dijelaskan tentang bank syariah, namun setelah terjadi revisi muncul UU No 10 Tahun 1998 dan dengan revisi UU tersebut maka status bank syariah semakin kuat Bank Muamalat Indonesia juga sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 1990-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah diatur dalam undang-undang yaitu UU No 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No 7 Tahun 1997 tentang Perbankan.
Setelah tahun 2007 terdapat 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank di antaranya merupakan bank besar seperti Bank Negeri Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat Indonesia (Persero). System syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah berkembang 104 BPR Syariah.
Setelah memasuki era tahun 2010 tidak hanya bank-bank syariah saja yang mengalami perkembangan ada juga ekonomi syariah yang bergerak di bidang koperasi bahkan sampai kepada pasar modal yang berbasis syariah, tentu perkembangan perekonomian syariah di Indonesia bisa dikatakan berkembang sangat pesat sekali.
Dengan perkembangan yang pesat ekonomi syariah di Indonesia tentu ini akan membawa hal yang positif  bagi perekonomian negara.